Kamis, 12 Februari 2015
Surat untuk Anakku
Kesedihan selalu menghampiriku
Air mata mengalir deras
Hati ini sakit sekali
Saat aku mengingatmu, anakku...
Aku bukanlah seorang pejabat
Yang bisa memberimu harta dan tahta
Yang ku punya hanya batu bata, bukan batu berlian
Dan hanya selembar uang ribuan, bukan jutaan uang
Aku hanya bisa memberimu cinta dan kasih sayang
Bukan sepetak tanah
Tapi ingatlah..
Akulah yang membawamu ke dunia ini
Kebahagiaan yang dulu selalu menghampiriku
Hancur begitu saja
Ketika tuntutanmu terdengar di telingaku
Sepetak tanah menjadi penyebabnya
Pantaskah kau lakukan ini kepada seorang yang kau panggil "Ibu" ?
Oh anakku..
Aku hanyalah ranting kering yang terjatuh jika terhembus angin
Harapan yang kuberikan kepadamu telah kau hancurkan
Kebahagiaan masa tua yang ku impikan tak bisa kau wujudkan
Mengapa kau begitu tega anakku ?
Bukankah aku ini Ibumu ?
Ibu yang melahirkanmu ?
Yang membesarkanmu dan berjuang untukmu ?
Memang benar..
Cinta anak kepada ibunya hanya sepanjang tongkat pramuka
Tapi Ibu tetap menyanyaimu, anakku
Keterangan :
Puisi "Surat untuk Anakku" menceritakan perasaan seorang ibu yang berumur 90 tahun. Nenek tersebut digugat anak kandungnya Rp.1 Milyar karena sengketa tanah yang ia tempati.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Siip! Jangan sampai anak cucu kita menirunya!
BalasHapus