Kamis, 11 Desember 2014

Resensi Novel Negeri 5 Menara




A.  Identitas Novel
Negeri 5 Menara  adalah novel karya Ahmad Fuadi. Novel ini diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama di Jakarta  pada tahun 2009. Novel ini cukup tebal yaitu 423 halaman.

B.   Sinopsis
Novel Negeri 5 Menara menceritakan kehidupan 6 santri yang berasal dari daerah yang berbeda – beda. Yaitu Alif , Said, Dulmajid, Atang, Raja dan Baso. Mereka menuntut ilmu di Pondok Madani (PM) Jawa Timur.

Alif  berasal dari Maninjau, Bukittinggi. Ia adalah siswa madrasah yang sangat pintar. Ia dan teman baiknya, Randai, ingin masuk ke SMA dan melanjutkan ke ITB. Namun, Amak tidak menginginkan Alif untuk masuk ke SMA. Amaknya mengingin Alif menjadi pemuka agama seperti Buya Hamka. Sedangkan Alif ingin seperti Habibie.  Akhirnya, dengan berat hati Alif memutuskan untuk belajar  di Pondok Madani, Jawa Timur.

Awalnya, ia kaget dengan kehidupan di  pondok. Seiring berjalannya waktu ia  dapat menyesuaikan diri. Mereka selalu berkumpul di bawah menara tertinggi di PM untuk bercerita.  Terkadang said merasa gelisah saat teringat Randai yang masuk SMA. Namun, Alif  termotivasi dengan kata man jadda wajada’’.

Setelah lulus dari Pondok Madani, cita-cita mereka tercapai. Alif merantau ke Amerika Serikat . Dan ketika Alif mempunyai tugas ke London. Beberapa anggota sahibul menara bertemu setelah sekian lama berpisah.
C.   Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan Novel tersebut yaitu dapat memotivasil kita tentang cita – cita kita.Jangan mudah menyerah untuk mewujudkan cita – cita . Di novel ini kita menjadi mengetahui bahwa di pondok tidak hanya belajar agama saja. Kita juga belajar bahasa Arab, Inggris dan lain-lain.

 Kekurangan novel ini yaitu terletak pada gaya bahasa penulisan. Gaya bahasa yang digunakan tidak mudah dipahami oleh orang awam. Cerita dalam novel juga sedikit datar. Akhir ceritanya tidak begitu tuntas. Cetakan novel ini kurang menarik, dari sampul yang terlihat biasa saja. Kertas novel seharusnya tidak buram agar terlihat lebih menarik.

Unsur Intrinsik

  •                       Tema

Tema novel Negeri 5 Menara karya Ahmad  Fuadi adalah pendidikan. Kita dapat melihat latar terjadinya cerita tersebut yaitu pondok pesantren. Di pondok pesantren mereka melakukan kegiatan pembelajaran setiap hari. Mereka juga mempunyai impian yang dapat mereka wujudkan dengan pendidikan mereka.
Buktinya ada pada kutipan novel “Pondok Madani memiliki sistem pendidikan 24 jam. Tujuan pendidikannya untuk menghasilkan manusia mandiri yang tangguh. Kiai kami bilang, agar menjadi rahmat bagi dunia dengan bekal ilmu umum dan ilmu agama. Saat ini ada tiga ribu murid yang tinggal di delapan asrama,” Burhan membuka tur pagi itu dengan fasih. (halaman 28)
”Tidak cukup dengan itu, entah siapa yang menyuruh, banyak diantra kami yang membawa kamus. Kalau bukan kamus cetak, kami pasti membawa buku mufradhat, buku tulis biasa yang dipotong kecil sehingga lebih tipis dan gampang dibawah kemana-mana. Murid dengan buku mufradhat ditangan gampang ditemukan sedang antri mandi, antri makan, berjalan, bahkan di antara kegiatan olahraga sekalipun.” (halaman 117)

  •      Alur / plot

Alur Novel Negeri 5 Menara adalah alur maju-mundur. Dimana penulis menceritakan kembali kehidupannya di Pondok Madani setelah ia sukses.

Buktinya dapat kita lihat pada kutipan novel berikut
“Pesan Dari Masa Silam
Washington DC, Desember 2003, jam 16.00
Iseng saja, aku mendekat ke jendela kaca dan menyentuh permukaannya dengan ujung telunjuk kananku. Tidak jauh, tampak The Capitol, gedung parlemen Amerika Serikat yang anggun putih gading, bergaya klasik dengan tonggak-tonggak besar. Aku tersenyum. Pikiranku langsung terbangun jauh ke masa lalu. Masa yang sangat kuat terpatri dalam hatiku” ( halaman 2)

“London, Desember 2003
Gigiku gemeletuk. London yang berangin terasa lebih menggigil dari Washington DC.  (Halaman 334)
Dulu kami melukis langit dan membebaskan imajinasi itu lepas membumbung tinggi. Setelah kami mengerahkan segala ikhtiar dan menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua impian kepelukan kami masing-masing.” (Halaman 339)
  •                      Tokoh dan penokohan
    Alif (tokoh utama) adalah tokoh protagonis. Alif adalah pemuda yang penuh motivasi, bakat, semangat untuk maju dan tidak kenal menyerah. Baso merupakan teman Alif yang paling rajin . Raja adalah teman Alif sesama sahibul menara.Ia adalah seorang orator yang hebat. Said adalah teman Alif sesama sahibul menara yang berasal dari Surabaya. Dulmajid adalah teman Alif. Ia seorang pembulu tangkis. Atang adalah teman Alif yang sangat mencintai seni.
    Ayah adalah sosok yang penyayang, baik hati dan pekerja keras. Ia rela menempuh jarak yang sangat jauh dari Maninjau ke Jawa Timur untuk mengantar Alif. Amak adalah sosok yang jujur, penyayang dan kokoh pada pendiriannya. Buktinya ia memberi nilai tidak pada Alif  padahal amak adalah wali kelasnya Alif sewaktu sekolah di Maninjau. Ia juga kokh pada pendiriannya ketika Alif ingin masuk ke SMA umum Amaknya tidak mengizinkan. 
    Ustad Salman adalah wali kelas Alif. Laki-laki muda bertubuh kurus bersuara lantang dan bijaksana. Tyson adalah tokoh yang tirtagonis. Ia adalah kepala pengamanan di PM. Ia akan bersifat antagonis apabila mendapati siswa PM yang melanggar. Kyai Rais merupakan kyai yang juga menjadi motivator para siswa.selalu
  •    Latar
Latar Tempat novel di Pondok Madani. Buktinya adalah kutiman novel pada halaman 211 yaitu “Pondok Madani diberkati oleh energi yang membuat kami sangat menikmati belajar dan selalu ingin belajar berbagai macam ilmu. Lingkungannya membuat orang yang tidak belajar menjadi orang aneh. Karena itu cukup sulit menjadi pemalas di PM.”
Selain itu tempat kejadian juga berada di London. Buktinya adalah “London, Desember 2003, Gigiku gemeletuk. London yang berangin terasa lebih menggigil dari Washington DC.  (Halaman 334). Juga Washington DC, buktinya “Washington DC, Desember 2003, jam 16.00, Iseng saja, aku mendekat ke jendela kaca dan menyentuh permukaannya dengan ujung telunjuk kananku. Tidak jauh, tampak The Capitol, gedung parlemen Amerika Serikat yang anggun putih gading, bergaya klasik dengan tonggak-tonggak besar.” ( Halaman 2)
Latar Suasana pada novel ini adalah kerja keras,  novel ini menceritakan 6 orang sahabat yang bekerja keras untuk mewujudkan mimpi mereka.
 Latar waktu novel ini adalah masa-masa belajar di PM, saat berlibur dan saat menuai kesuksesan.
  •                         Sudut pandang

Penulis menggunakan sudut pandang orang pertama. Tokoh utama selalu menyebut dirinya dengan kata aku.
Buktinya adalah “Iseng saja, aku mendekat ke jendela kaca dan menyentuh permukaannya dengan ujung telunjuk kananku.” (halaman 2) . ”Aku kapok jadi jasus. Aku jera menjadi drakula.” (halaman 90). “Aku menunjuk ke langit sambil berguman “ ( halaman 336)
  •                       Amanat

Amanatnya adalah tidak putus asa dalam hidup dan dalam mencapai cita – cita. Bermanfaat bagi oranglain, bangsa dan agama.
Buktinya adalah kutipan novel “Jangan pernah remehkan impian walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil” (halaman 339)

             
D.   Penutup
             Novel Negeri 5 Menara merupakan karya sastra yang sangat menarik dan sangat layak untuk dibaca. Selain itu novel ini tidak mempunyai batasan umur untuk dibaca. Novel ini cocok untuk dibaca oleh pelajar, sehingga dapat memotivasi dalam belajar dan mencapai cita cita. 

1 komentar:

  1. Ya, terima kasih sudah saya baca. Akan tetapi, pada bagian kelebihan dan kelemahan novel, Anda tidak menyertakan bukti-bukti yang mendukung. Mana yang menunjukkan bahwa novel itu menginspirasi kita (di halaman berapa, lewat tokoh siapa). Di pondok juga diajarkan bahasa Arab, Inggris (di mana itu ditemukan). Demikian juga, ketika Anda mengatakan bahwa bahasa novel itu sulit dipahami bagi orang awam. Buktinya apa (contoh kata-kata yang sulit dipahami, di halaman berapa itu ditemukan?). Selain itu, pembahasan bagian ini mestinya porsinya paling banyak dibandingkan yang lain.

    BalasHapus